tugas Ilmu budaya dasar 2
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta
dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena
itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang
yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta kasih memegang peranan
yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam
kehidupan perkawinan, pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang
erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah
pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah
Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada
syariatNya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono,
dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu: keterikatan. Keintiman, dan
kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain
kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua
adalah keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan
formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama
atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum dari satu piring, cangkir tanpa
rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang,
tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya. Unsur yang ketiga adalah
kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh
atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang,dan seterusnya.
*. Cinta Menurut Ajaran Agama
A. Definisi Cinta
Untuk
mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan
kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta
tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak
menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti)
definisinya adalah adanya cinta itu sendiri
·
Menurut islam
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang
membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam
kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada
empat macam, yaitu:
1. Cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan
hadits di atas.
2. Cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman, “Dan di antara
manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi
Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka
kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
3. Cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan
Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman, “Dan
kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
4. Cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang
Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman
dalam surat Yusuf ayat 8
,“Ketika mereka (saudara-saudara
Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak
kita daripada kita.”
·
Menurut kristen
1. Cinta adalah pencipta keindahan
terhebat (Tim 2:9-10)
2. Cinta adalah suatu wujud
keinginan;dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
3. Cinta harus menjadi dasar dari
segala sesuatu (1 Kor 13:3)
·
Menurut hindu
Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu
obyek. Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu
obyek. Adapun yang menjadi obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan
Sanghyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan Tuhan dapat digolongkan
dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau kemampuannya yaitu “eka pramana”
ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek kemampuan berupa
bayu/tenaga/ hidup, seperti tumbuh-tumbuhan. “Dwi pramana” ialah makhluk hidup
yang memiliki dua aspek kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti
hewan/binatang. “Tri pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek
kemampuan berupa bayu, sabda dan idep/pikiran, seperti manusia.
·
Menurut buddha
Agama Buddha tidak Alergi dengan istilah “cinta.” Terbukti dalam Nikaya Pali,
yaitu: Dhammapada ada satu bab yang diberi judul: Piya Vagga yang berarti
kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang berjudul
Piyajatika Sutta, khotbah tentang orang-orang tercinta.
Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema,
rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa
sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi),
kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam
lingkup keluarga.
B. Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah.
Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan
menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan
menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang
bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai
Allah yaitu kesyirikan.
Macam-macam cinta
Di antara
para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya
menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul wahhab Al-Yamani dalam kitab
Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat
macam:
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu
mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di
atas.
Kedua, cinta syirik.
Yaitu
mencintai Allah dan juga selain-Nya.
Berfirman Allah:
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai
tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut
seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta
yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan
meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
Keempat, cinta tabiat.
Seperti
cinta kepada diri sendiri, anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang
dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allahberfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan
adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: )
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan
kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi
cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada
benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan
lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
B . Kasih sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan
W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci
kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.
Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.Bila
salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka
retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
C . Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga
kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib.
Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata.
Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi
rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
·
Kemesraan dalam Tingkat Remaja,
terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja
memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya
kuat.
·
Kemesraan dalam Rumah Tangga,
terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun
wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama
biasanya semakin berkurang.
·
Kemesraan Manusia Usia Lanjut,
Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini
diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya
D . Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang
diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada
Tuhan adalah inti , nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam
semesta,menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan
sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang menanggung derita dakwah Islam,
berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh
penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya
petunjuk.
E . Belas Kasihan
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasih, karena cinta disini
bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena
penderitaanya. Penderitaan ini mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan,
yatim piatu, penyakit yang dideritanya,dan sebagainya. Perbuatan atau sifat
menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak, manusia mempunyai potensi
untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas
kasihnya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan
terpujilah oleh Allah.
F. Cinta Kasih Erotis
Cinta
kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama
sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang
yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis
tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih
tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih
tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan
yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih
tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
·
unsur-unsur cinta
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa
cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur
dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela,
oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan
pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan
sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
·
Bentuk-bentuk cinta
·
Eros, asal kata ini adalah dari dewa mitologi Yunani, Eros, yang
adalah dewa cinta. Eros adalah cinta manusia semata, yg diinspirasi oleh
sesuatu yang menarik dalam objeknya. Eros merupakan cinta yang tumbuh dari
seseorang kepada yang lain. Misalkan, Zen suka sama gw karna gw cantik. hehe…
misalkan lho, jangan sewot gituw ah. N faktor x lainnya yg berhubungan dengan
fisik sehingga menimbulkan gairah sex, seperti dalam Inggrisnya “Erotic”.
·
Storge – Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, bapak,
anak-anak, dan sodara. William Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak
mengasihi anak-anak dan sodara kita; darah lebih kental daripada air” (N.T.
Words, 1974).
·
Philia, setingkat lebih tinggi dari eros, berhubungan kejiwa
daripada tubuh. Ini adalah cinta antar sahabat. Menyentuh kepribadian
manusia—intelektual, emosi, dan kehendak, melibatkan saling berbagi. Cinta yg
timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita
memilih teman karena kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada
kualitas pribadi dalam mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan
budaya, dan ekspresi diri yang saling memuaskan.
Tingkatan kasih yg paling tinggi
adalah Agape. Ini adalah kasih Tuhan, kasih yg tidak mencari
kesenangan sendiri, tapi senang memberi tanpa menuntut balas.
2. MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. pengertian keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah
sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan
keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa
entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan
daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif,
sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau
"keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""[1]
Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos,
dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa
Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, [2]
kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti
"jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan
"berada di jam (waktu) yang sepatutnya."[3]
Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang
wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba
untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic,
hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia
matang."
b.macam-macam keindahan
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa
keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato
menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
*Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa,
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya
nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science”
diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of
any object which causes it be of interest to an individual or a group”
(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu
kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang
harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia
dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat
pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi
penggolongan yang penting ialah:
*Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang
bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri
dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
*Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan
puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu
disebut nilai intrinsik .
B. Pengelompokan-pengelompokan pengert ian keindahan
dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan
itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in
their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral
tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral
(Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi
yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan.
Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu
adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan
pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis)
c. factor-faktor pendukung seniman
menciptakan keindahan
Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat
suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan
menikmati sesuatu yang indah.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala
alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep
atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan
manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain
sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan
kehidupan manusia.
Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam
merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain :teori
pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena
benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur
perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok,
kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur
perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian atau
yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian
perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau
nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita
dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam
keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan
merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang
serasi.
Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of
Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam
pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus
Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek,
artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek
manusia dan objek substansi.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka
mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang
menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu
yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia
menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
Komentar
Posting Komentar