usaha bisnis dikatikan dengan budaya organisasi
USAHA WARUNG MAKAN AYAM PENYET
GHANI
( dikaitkan dengan budaya
organisasi dan perusahaan, hubungan budaya dan etika, kendala dalam mewujudkan
kinerja bisnis )
ETIKA BISNIS # 3EA23
Kelompok 8
Dian Permatasari 12214989
Dineatama Dedi 13214174
Fardin Fabrian 13214945
Endah Wuri ST 13214571
Jurusan
: Manajemen
Dosen : Widyatmini
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga tugas makalah etika bisnis ini dapat tersusun hingga selesai
. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Depok, 15 April 2017
Tim penyusun
LAMPIRAN
PEMBAGIAN TUGAS
Halaman
Lampiran
1 Dian Permatasari
Latar
belakang 1 1
Membuat
Makalah
Membuat
penggambaran bisnis
Lampiran
2 Dineatama Dedi
Latar
belakang 2 2
Membuat
cerita bisnis yang berkaitan dengan materi
Lampiran
3 Endah Wuri Sulihingtias
Latar
belakang 3 3
Lampiran
4 Fardin fabrian
Latar
belakang 4 4
DAFTAR
ISI
Halaman
Halaman
Judul......................................................................................... i
Kata
Pengantar........................................................................................ ii
Lampiran
Pembagian Tugas.................................................................... iii
Daftar
Isi................................................................................................. iv
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................... 1-4
BAB
II PEMBAHASAN
Cerita tentang bisnis........................................................................... 5-7
Penggambaran Bisnis......................................................................... 7-9
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................... 10
Saran................................................................................................... 11
Daftar Pustaka........................................................................................ v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang 1 ( Dian Permatasari )
Pada saat ini
secara sadar atau tidak dunia usaha kini tengah bergerak menuju pasar dunia
yang mengakibatkan makin meningkatnya persaingan yang berpengaruh pada perilaku
konsumen. Dan semua perusahaan harus bersikap dengan segala situasi lingkungan
yang penuh dinamika ini. Manajemen usaha harus bisa menciptakan organisasi yang
dapat memuaskan pelanggan sekaligus bersaing secara efektif.
Dalam penulisan
tugas ini saya mencoba untuk memberi penjelasan singkat tentang masalah kuliner
pada warung makan ayam penyet ghani yang dikaitkan dengan budaya organisasi dan
kendala kinerja bisnis. Sebagai perusahaan dagang warung makan ayam penyet
ghani harus bisa bertahan dalam persaingan. Oleh karena itu dibutuhkan seorang
pemimpin yang handal yang bisa memotivasi karyawan agar bekerja untuk mencapai
tujuannya.
Perusahaan
sebagai organisasi dalam era globalisasi dituntut untuk melakukan reorganisasi
dan restrukturisasi dengan tujuan efektif. Usaha yang dilakukan meliputi budaya
organisasi, perubahan ini dilakukan secara menyeluruh yang meliputi perubahan
struktur organisasi, teknologi, sumber daya manusia yang lebih profesional
terhadap karyawan seperti peningkatan moral, etika dengan menerapkan kode etik
karyawan.
Namun
perubahan budaya organisasi sangat sulit untuk diterapkan,selanjutnya Stoner et
a (1995) memberikan pengertian budaya sebagai kompleks atas asumsi tingkah laku
cerita. Metos metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk
menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu”. ( Nawawi, 2013: p.1 )
perubahan yang kian cepat dan persaingan bisnis yang kian ketat menuntut
berbagai organisasi untuk bergerak gessit dan berfokus penuh pada bisnis
masing-masing. Budaya organisasi ini sangat diperlukan sebagai faktor penting
untuk tetap bertahan dan berkembang serta mempertahankan kinerjanya.
1.2
Latar
Belakang 2 ( Dineatama Dedi )
Berbagai macam
variasi makanan yang terdapat di lingkungan sekitar dari harga ribuan hingga
puluhan ribu. Maruknya pemasaran di bidang makanan membuat banyak wirausaha
memperkuat usahanya agar dapat diterima dan bertahan di masyarakat. Salah satu
makanan yang banyak digemari masyarakat adalah ayam.
Pada zaman yang
modern ini, usaha olahan ayam tidak hanya dengan cara digoreng seperti biasa,
namun, banyaknya variasi dan olahan berbahan dasar ayam Dari variasi yang kering, berbumbu hingga
berkuah. Salah satu olahan ayam yang sangat digemari masyarakat adalah ayam
penyet. Salah satu rumah makan olahan ayam yang cukup ramai adalah rumah makan
Ayam Penyet Ghani yang terletak di Jalan Pamaan, Depok, menyajikan ayam penyet
dengan rasa yang enak namun tetap pada harga yang terjangkau.
Pemilihan tempat
yang strategis dekat kampus menjadi salah satu tempat makan yang selalu ramai
dikunjungi oleh mahasiswa pada saat makan siang. Pengelolaan suatu rumah makan
yang mengkedepankan tampilan makanan dan penyajian yang menarik namun tetap
membutuhkan pengolahan sumber daya yang tepat. Sumber daya manusia merupakan
penggerak kreativitas dan inovasi di dalam sebuah organisasi yang berperan
meningkatkan reputasi dan profit organisasi. Budaya organisasi yang baik harus
dapat meningkatkan kinerja yang baik secara individu maupun tim atau
organisasi. Keadaan yang terlihat di Ayam Penyet Ghani merupakan tipe budaya
organisasi yang inovatif dan mendukung kinerja karyawan. Dalam hal ini, budaya
tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis dan latar belakang individu.
Melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi.
1.3
Latar
Belakang 3 ( Endahwuri Sulihingtyas )
Persaingan
di dunia bisnis dewasa ini semakin meningkat. Setiap perusahaan berusaha untuk
mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal yang
serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari globalisasi yang berkembang
dalam dunia bisnis yang membuat persaingan menjadi sangat ketat, dinamis, tidak
terprediksi dan tidak pasti. Perubahan yang terjadi setiap saat dan makin cepat
ini menuntut organisasi untuk mampu beradaptasi dengan cepat dan tangkas, untuk
memperoleh keunggulan kompetitif.
Organisasi
membutuhkan strategi baru yang lebih sesuai dengan kondisi intern dan ekstern
organisasi saat ini. Organisasi membutuhkan pemimpin yang dapat mengarahkan dan
mengembangkan usaha berdasarkan dengan kekuasaan yang dimiliki untuk mencapai
tujuan organisasi dalam membangun organisasi menuju high performance
organization. Harvey dan Brown (dalam Rokhman dan Harsono, 2002).
Perusahaan yang
ingin memiliki keunggulan kompetitif akan bergantung pada karyawan-karyawan
yang ada di dalamnya. Semua anggota organisasi perlu diikutsertakan dan
berperan aktif dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Apabila semua sumber
daya seperti teknologi dan pendanaan dapat diadopsi maka yang tersisa hanyalah
sumber daya manusia dan kinerja yang meliputinya. Artinya dalam sebuah
organisasi perusahaan, SDM merupakan faktor utama.
1.4
Latar
Belakang 4 ( Fardin Fabrian )
Ayam
menjadi salah satu bahan makanan yang paling banyak diminati, salah satu
masakan berbahan ayam yang paling banyak peminatnya adaah ayam penyet. Terutama
melekat dikalangan masyarakat kelas menengah kebawah. Harga yang murah dan
penyajian yang sederhana merupakan ciri khas yang menjadi faktor utama mengapa
ayam penyet banyak diminati oleh masyarakat luas. Sepiring nasi penuh, sepotong
daging ayam, sambal dan beberapa potong sayuran (lalapan) misalnya, dapat kita
bayar hanya dengan harga kurang lebih antara Rp.5.000 hingga Rp.16.000 saja.
Masakan ayam penyet juga sudah menjamah diberbagai daerah. Tidak sedikit
pemilik warung ayam penyet yang sukses.
Penyajiannya
pun sederhana, konsumen cukup memesan dan dapat memilih langsung bagian tubuh
ayam mana yang diinginkan. Lalu ayam yang dipilih langsung digoreng dadakan,
sehingga penyajiannya pun matang. Warung ayam penyet ghani milik bapak solihin
misalnya. Beliau sudah simpang siur bertahun tahun dalam bidang kuliner,
terutama ayam penyet yang sudah memiliki empat orang karyawan. Dan para
karyawan pun melakukan tugas masing-masing dengan baik dan terorganisir dengan
baik. Mulai bagian memasak, cuci cuci alat makan, kebersihan tempat, hingga
keamanan dan tugas memilih bahan masakan.
Warung
makan milik bapak solihin buka mulai pukul 08.00 pagi hingga 17.00 WIB. Jam
kerja yang cukup banyak tidak membuat karyawan putus semangat atau lelah.
Karena terorganisir dengan baik, maka istirahat karyawan ditentukan sangat
baik. Meskipun sebelum pukul 17.00 sudah tutup dikarenakan sudah habis terjual.
Dalam hal kendala kinerja bisnis pun sangat tipis, meskipun disekitar
lingkungan warung ayam penyet ghani milik bapak solihin cukup banyak rumah
makan lainnya ini tidak menjadi kendala, dikarenakan tempat yang strategis,
berdekatan dengan sebuah universitas, komplek tentara, dan gelanggang olahraga.
Bahkan diluar jam makan pun tetap ramai dikunjungi oleh konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cerita
Tentang Bisnis dan kaitannya dengan teori
Warung makan Ayam Penyet Ghani didirikan
pada tahun 2014 bertempat tepat dibelakang kampus E Gunadarma dan hingga saat
ini mempekerjakan 4 karyawan. Usaha ini didirikan oleh Pak Solihin untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Awalnya warung makan ini menyediakan banyak
menu seperti ayam penyet, ayam pecel, dan pecel lele.
Namun,
seiring berjalannya waktu, warung makan ini menetapkan menu andalan mereka
yaitu ayam penyet. Ayam penyet ini bisa dibilang seperti ayam penyet lainnya
namun cita rasa sambal yang ditawarkan oleh pemilik memiliki rasa yang membuat
pada konsumen menikmatinya dan tertarik untuk membelinya kembali. Dengan tujuan
pemilik untuk makanannya adalah makan enak tidak harus mahal, dapat terbukti
dengan hanya mengeluarkan lima ribu hingga lima belas ribu rupiah saja,
pelanggan dapat mendapatkan makanan sehat bersih namun tetap dengan harga
terjangkau. Harga tersebut juga dapat dirasakan kepuasannya oleh para pelanggan
yang sebagian besar adalah mahasiswa.
Warung
makan ini tidak hanya menjualkan makanan dengan cita rasa yang enak dan harga
yang terjangkau namun juga dengan kebersihan yang unggul dan penyajian yang
terbaik dimana agar pelanggan dapat merasakan bahwa produk yang dibeli tidak
hanya bersih dari luar namun juga dapat merasakan kebersihan dari tempat dimana
produk itu berasal.
Pada
awal didirikan, Pak Solihin yang berperan menjabat sebagai pemilik, dihadapi
oleh pengelolaan sumber daya manusia untuk warung makannya tersebut. Sumber
daya manusia merupakan hal penting untuk organisasi. Dengan sumber daya yang
handal dan terpercaya, akan menghasilkan suatu usaha yang sukses. Hal itu
diterapkan oleh Pak Solihin dimana ia mempekerjakan sang istri sebagai sumber
daya manusia untuk usahanya dan beberapa orang kepercayaannya untuk dapat
membantu bekerja dalam usahanya.
Terdapat
keterkaitan antara budaya warung makan Ayam penyet Ghani dengan karakteristik
budaya organisasi. Diantaranya adalah
1. Inovasi
dan keberanian mengambil resiko. Banyaknya pesaing dengan menu serupa yang
berada disekitar lingkungan membuat warung makan ini tetap mempertahankan menu
andalan tersebut. Menurutnya, mereka hanya bersaing secara bersih bahkan lebih
baik berteman dengan pesaing daripada bermusuhan. Inovasi ayam dengan olahan
penyet ditambah sambal yang khas membuat warung makan Ayam Penyet Ghani ini
memiliki cita rasa khusus pada pelanggan
2. Perhatian
terhadap detail. Warung makan Ayam Penyet Ghani memperharikan detail, dimana
pada saat ramainya tempat tersebut, para karyawan tetap diajarkan tenang dan
rapih dalam melayani para konsumen. Dan sebelum makanan tersebut diserahkan
kepada konsumen, karyawan akan tetap memeriksa untuk memastikan kebenaran
pemesanan agar tidak terjadinya kekecewaan.
3. Berorientasi
pada hasil. Warung makan Ayam Penyet Ghani menekankan pencapaian tujuan
organisasi yang artinya adalah bagaimana umpan-balik dari para konsumen yang
membeli makanan tersebut. Apabila makanan yang ditawarkan melekat pada konsumen
maka konsumen tersebut akan berubah menjadi pelanggan. Namun tidak menutup
untuk menyampingkan proses. Para karyawan juga dididik untuk menata makanan
tersebut agar tetap rapih dan tidak mengecewakan hasil yang akan didapatkan.
4. Berorientasi
pada manusia. Warung makan Ayam Penyet Ghani membuka diri untuk menerima
masukan dari karyawannya, hal ini dapat terlihat dari adanya pikiran empati dan
perasaan yang diberikan dari para karyawan dalam melihat perkembangan budaya
Ayam Penyet Ghani.
5. Berorientasi
pada tim. Warung makan Ayam Penyet Ghani merupakan warung makan yang
mengutamakan orientasi tim karena dalam hal pelayanan yang diberikan terhadap
pelanggan, bisanya tidak hanya dilayani oleh satu karyawan saja, tetapi saling
berhuungan satu sama lain. Sehingga jelas, dalam persaingan antar karyawan
sangat minim dan lebih mengutamakan kerjasama.
Dengan keterkaitan karakteristik
terdapat pula pemasalahan yang dapat menjadi kendala mewujudkan kinerja bisnis
yang etis dalam budaya berorganisasi pada warung makan Ayam Penyet Ghani.
Kendala tersebut adalah antara lain seperti :
1. Persaingan
yang cukup banyak mengikuti konsep yang serupa, dan harga bahan baku seperti
cabai dan sayuran dan ayam yang relatif fluktuatif
2. Kurangnya
sarana yang memadai. Warung makan Ayam Penyet Ghani ini memiliki ukurang yang
tidak terlalu besar. Mungkin apabila suasana tempat tersebut tidak dalam
keadaan ramai, akan terasa lega namun apabila sedang jam makan siang, ruang untuk
berjalan akan terganggu oleh kursi-kursi yang sudah ditempat konsumen. Sehingga
akan merasa terganggu oleh para konsumen yang sedang menikmati makanannya.
2.2 Penggambaran
Bisnis
Berkaitan
dengan tugas softskill kelompok 8 yang dilakukan untuk memenuhi pembelanjaran
etika bisnis pada program studi strata 1. Dalam hal ini kelompok kami
berkesempatan untuk melakukan riset di warung makan ayam penyet ghani. Riset
yang kami lakukan berkaitan dengan judul teori “ budaya organisasi serta
kendala dalam kinerja bisnis”.
Warung makan ayam penyet ghani
adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang pangan atau kuliner. Warung
makan ini berlokasi pada Jl. Pamaan RT.01/09 tugu cimanggis depok. Warung makan
ayam penyet ghani ini berdiri sejak tahun 2014 yang didirikan oleh bapak
solihin merupakan usaha pertamanya saat beliau mulai berhenti bekerja sebagai
satpam.
Dan warung makan ayam penyet ghani
yang mempunyai 4 orang karyawan ini bermula dengan modal kurang lebih sebesar
Rp.10.000.000,- hingga kini bisa mencapat omset perhari sekitar kurang lebih
Rp. 2.400.000,-. Produk yang disediakan di warung makan ini diantaranya adalah
ayam penyet, pecel ayam, pecel lele,es teh manis dan minuman lainnya. Dan
hingga kini warung makan ayam penyet ghani belum memiliki cabang, dalam usaha
ini dipegang kuasa oleh beliau dan istrinya.
2.3 Lingkungan
Bisnis
Warung
makan ayam penyet ini terletak di belakang kampus E universitas gunadarma,
kelapa dua, depok. Dengan banyaknya pesaing sesama warung makan seperti warteg,
dan usaha sejenis lainnya membuat warung makan ayam penyet ghani ini berusaha
untuk tetap mempertahankan para pelanggan setianya dengan cara menjaga hubungan
yang baik dengan para pelanggan yang khususnya ditargetkan untuk para mahasiswa
atau mahasiswi dan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan.
2.4 Struktur
Organisasi dan uraian tugas
Struktur
organisasi antara warung makan satu dengan yang lainnya itu berbeda beda. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti jenis perusahaan atau usaha, luas usahamaupun
bidang usaha yang dijalankan.
Dalam
penyusunan struktur organisasi itu tergantung dari besar atau kecilya suatu
usaha. Adapun struktur organisasi pada warung ayam penyet ghani adalah sebagai
berikut :
1. Pemilik
( owner ) ( Bapak Solihin (39
tahun)
Pemilik
atau owner ini bertanggung jawab atas segala pelaksanaan yang ada diwarung
makan ayam penyet ghani, yang tugasnya adalah mengawasi tugas dari para
karyawan dalam melaksanakan kebijakan warung makan dalam wewenang dan tanggung
jawabnya dalam mengelola manajemen yang ada diwarung makan ayam penyet ghani.
2. Keuangan ( Ibu Diana (36 tahun)
Pada
bagian ini memiliki tanggung jawab untuk membuat anggaran keuangan yang etrdiri
dari semua pengeluaran biaya produksi, pembayaran gaji dan upah karyawan,
menerima pembayaran dari para konsumen dan menyimpan uang dan bertanggung jawab
atas keberadaannya.
3. Tukang
Masak (Ibu Kusiyati (45 tahun)
Pada
bagian ini bertugas untuk membuat dan memasak ayam penyet dan makanan lainnya
yang dipesan.
4. Tukang
Cuci ( Ibu Fuji (39 tahun)
Bagian
ini bertugas untuk memenuhi segala keperluan yang dibutuhkan oleh para konsumen
dan membersihkan peralatan makan dan tempat.
5. Estimate
Pembelian dan penjualan Mbak Risma (
21 tahun)
Bagian
ini bertuga untuk mencari para pedagang bahan baku, menghitung harga pokok
penjualan, membeli bahan dan barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Dan bertugas
sebagai penyedia dalam artian memberi pesanan pada para konsumen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan latar
belakang, dan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
serta menurut hasil yang telah diperoleh, maka pada bab ini dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan, yaitu :
Terdapat
keterkaitan antara budaya warung makan Ayam penyet Ghani dengan karakteristik
budaya organisasi. Diantaranya adalah
1. Inovasi
dan keberanian mengambil resiko. Banyaknya pesaing dengan menu serupa yang
berada disekitar lingkungan membuat warung makan ini tetap mempertahankan menu
andalan tersebut.
2. Berorientasi
pada detail. Warung makan Ayam Penyet Ghani memperharikan detail, dimana pada
saat ramainya tempat tersebut, para karyawan tetap diajarkan tenang dan rapih
dalam melayani para konsumen.
3. Berorientasi
pada hasil. Warung makan Ayam Penyet Ghani menekankan pencapaian tujuan
organisasi yang artinya adalah bagaimana umpan-balik dari para konsumen yang
membeli makanan tersebut.
4. Berorientasi
pada manusia. Warung makan Ayam Penyet Ghani membuka diri untuk menerima
masukan dari karyawannya.
5. Berorientasi
pada tim. Warung makan Ayam Penyet Ghani merupakan warung makan yang
mengutamakan orientasi tim karena dalam hal pelayanan yang diberikan terhadap
pelanggan.
3.2 Saran
Beberapa saran yang diberikan
sebagai bahan pertimbangan bagi para pembaca yang ingin memperbaiki atau
mengembangkan riset dari kelompok kami, maka kami memberikan beberapa saran
diantaranya yaitu :
1. Menambah
literatur yang lebih lengkap dan lebih banyak lagi.
2. Agar
warung makan ayam penyet ghani bisa lebih memperkuat posisi keberadaannya dalam
bidang kuliner dan meningkatkan pangsa pasar sebaiknya perlu untuk
mengembangkan cabang dibeberapa wilayah yang berbeda.
3. Agar
kendala bisnis yang dihadapi bisa diatasi secara baik, maka pihak warung makan
ayam penyet ghani harus bisa untuk memperbaiki sarana dan pra-sarana yang
disediakan diwarung makan seperti menambah bangku dan meja, dan memperluas area
tempat makan agar konsumen yang membeli bisa lebih merasa nyaman.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep dan Kinerja.
Jakarta: Mitra Wacana Media
2.
Nawawi, Ismail. 2013. Budaya
Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Jakarta: Kencana
Komentar
Posting Komentar