laporan kinerja keuangan koperasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi, maka dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak terbatas pada salah satu usaha saja namun dapat mengembangkan bidang usahanya yang bermacam-macam. perusahaan sebagai wadah perekonomian dan kegiatan sosial masyarakat dalam memenuhi kebutuhan serta penyalur aspirasi  masyarakat yang dapat memberikan keseimbangan, kedudukan, peranan dan sumbangan terhadap tatanan perekonomian nasional, sehingga sesuai apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia dapat dicapai sebagaimana  yang tercantum dalam GBHN yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mengembangkan usahanya tersebut pengelola perusahaan harus dapat mencermati dan melihat prospek usahanya.
Pengurus dalam hal ini adalah pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh organisasi perusahaan untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang dimilikinya. Oleh karena itu, dalam melakukan aktifitasnya, perusahaan sebagai salah satu bentuk Badan Usaha tidak bisa terlepas dari pembukuan atau Akuntansi. 
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh Perusahaan atau Badan Usaha yang bersangkutan, karena laporan keuangan ini sangat berkaitan erat dengan proses Akuntansi yang merupakan kegiatan mencatat, mengklasifikasikan, menyajikan dan menafsirkan data keuangan dari suatu badan usaha dimana aktifitasnya berhubungan dengan produksi barang dan jasa. Hal ini berarti laporan keuangan sangat besar artinya bagi badan usaha atau perusahaan untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi keuangan Perusahaan  yang bersangkutan. 
Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan, jika data tersebut diperbandingkan untuk 2 (dua) periode atau lebih dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang mendukung keputusan yang akan diambil. Sebab hasil analisis sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi perusahaan atau badan usaha tertentu. 
PT.Masa Kini Mandiri adalah salah satu Contoh perusahan yang ada di Kota Bandar lampung. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Masa Kini Mandiri yaitu penerbitan surat kabar lampung post. PT. Masa Kini Mandiri berbadan Hukum pada tanggal 30 April 1990. Sampai akhir tahun 2010 anggota PT. Masa Kini Mandiri berjumlah 208 orang. Suatu jumlah yang cukup besar dan memerlukan pengelolaan perusahaanyang lebih baik dalam setiap periode kepengurusan. 

Di dalam pengelolaan koperasi dibutuhkan tenaga-tenaga terdidik, trampil dan cakap, sehingga koperasi akan mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat dan akan mampu memberikan pelayanan kepada anggotanya. Untuk mengetahui kondisi keuangan di  PT. Masa Kini Mandiri dipergunakan suatu analisis yaitu analisis kinerja keuangan dimana dapat diketahui dari daftar Neraca dan Laporan Rugi Laba. 
Kinerja menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Sedangkan menurut Edy Sukarno (2000:111), Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan. Adapun kinerja keuangan menurut perusahaan adalah penilaian kesehatan keuangan perusahaan. 
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan termasuk PT. Masa Kini Mandiri dalam pengembalian keputusan yang rasional, ada beberapa analisis yang dapat dipergunakan oleh anggota. Bagi perusahaan, analisis keuangan membantu dalam perencanaan langkah kebijaksanaan yang tepat dan sangat membantu dalam perencanaan perusahaan. Untuk menilai kondisi keuangan atau prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan tolok ukur yang dapat dipakai untuk membantu analisis tersebut. Tolok ukur tersebut berupa rasio yang  menghubungkan antara 2 (dua) variabel data keuangan yang berbeda. 
Hasil dari perbandingan atau rasio tersebut akan memberikan gambaran atau pandangan tentang kondisi keuangan perusahaan. Rasio yang digunakan adalah Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Rentabilitas (Profitabilitas). Agar lebih jelas tentang perkembangan dan sehat tidaknya di PT. Masa Kini Mandiri, maka akan membandingkan laporan keuangan Tahun Buku 2006 – 2010. Analisis ini akan  berguna bagi pengurus perusahaan yang baru dalam mengambil keputusan yang akan diambil dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu untuk membahas tentang Analisa Laporan Keuangan Koperasi dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. MASA KINI MANDIRI DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2006-2010”.

1.2.            Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dalam melakukan pembahasan penelitian ini membatasi pada analisis keuangan dengan mengambil obyek penelitian pada PT. Masa Kini Mandiri di Bandar Lampung
Dalam menilai kinerja keuangan, data laporan keuangan yang akan diambil adalah Periode Tahun 2005 – 2010, yang meliputi Aspek Likuiditas, Aspek Solvabilitas dan Aspek Rentabilitas.
Sesuai dengan pengamatan, masalah yang muncul pada kinerja keuangan Pada PT. Masa Kini Mandiri diantaranya laba yang telah dicapai belum maksimal, sehingga perlu diupayakan semaksimal mungkin guna peningkatan kesejahteraan anggota. Dengan munculnya masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT. Masa Kini Mandiri selama periode tahun 2006 - 2010. 

1.3.            Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur Kinerja Keuangan PT. Masa Kini Mandiri selama periode tahun 2006 – 2010. 

1.4.            Manfaat Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 
a.       Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi PT. Masa Kini Mandiri agar bisa diketahui kinerja 
keuangannya melalui tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. 
b.      Dengan diketahuinya kinerja keuangan  pada PT. Masa Kini Mandiri tersebut diharapkan bisa memberikan motivasi 
yang lebih besar dalam meningkatkan kegiatan usahanya. 

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570), Kinerja adalah sesuatu yang  dicapai, prestasi yang  diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja. Menurut Edy Sukarno  (2000:111).
Analisis keuangan merupakan suatu proses yang bertujuan menentukan ciri-ciri yang penting tentang keadaan keuangan dan kegiatan perusahaan berdasarkan data yang ada. Tujuan utama Analisis Kinerja Keuangan untuk memperoleh pandangan yang lebih baik tentang masalah operasional dan keuangan yang dihadapi perusahaan.
Menurut Suad Husnan (1997:44), pengertian Kinerja Keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan  keuangan individual yang dibuat secara terus menerus pada suatu lembaga atau institusi.
Analisis kinerja keuangan yang dilakukan oleh perusahaan, dilakukan dengan penyusunan laporan finansial (Financial Statement)  yang terdiri dari laporan keuangan Neraca dan Laporan laba rugi serta Laporan laba ditahan yang dibuat secara berkala atau periodik untuk maksud dan tujuan analisis terhadap Kinerja Keuangan perusahaan.

2.2. Laporan Keuangan 
  2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan 
Menurut Baridwan (1990:19), Laporan Keuangan merupakan hasil akhir proses Akuntansi. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. 
Laporan Keuangan disusun untuk memberikan informasi tentang hasil usaha, posisi keuangan dan berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi keuangan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan eksistensi badan usaha. 
Pada dasarnya Laporan Keuangan berguna untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu Perusahaan atau badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil keputusan ekonomi.  
Menurut Standart Akuntansi Keuangan (1994) menyatakan tujuan Laporan Keuangan sebagai berikut : 
1.      Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu Perusahaan. 
2.      Untuk memberikan informasi  yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu Perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas dalam rangka  memperoleh laba. 
3.      Untuk memperoleh informasi yang membantu para pemakai laporan di dalam estimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.      Untuk memberikan informasi penting mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktifitas pembelanjaan dan penanaman modal. 
5.      Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan Laporan Keuangan yang relevan.

 2.2.2. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan perusahan yang harus dilaporkan dalam rapat anggota sebagai langkah dalam mengambil keputusan. Laporan Keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting, disamping itu juga sebagai alat pertanggungjawaban. Agar Laporan Keuangan dapat dimanfaatkan secara baik, maka laporan keuangan perusahaan harus disusun sesuai PSAK (1994), karena dengan PSAK(1994) ini perusahaan dapat menyusun laporan keuangannya berdasarkan prinsip akuntansi  yang lazim dengan memperhatikan karakteristik perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan informasinya sangat diperlukan oleh para pemakai atau pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh : 
1.      Aktiva (sumber daya) yang dimiliki Perusahaan 
2.      Kewajiban yang harus dipenuhi Perusahaan
3.      Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan Perusahaan sendiri 
4.      Transaksi, kegiatan dan keadaan yang terjadi dalam satu periode yang mengubah sumber daya ekonomi, kewajiban dan kekayaan bersih 
5.      Sumber penggunaan dan informasi lain yang mungkin mempengaruhi Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. 

  2.2.3.   Komponen Dasar Laporan Keuangan 
Komponen dasar yang terdapat dalam setiap laporan keuangan adalah rugi laba untuk perusahaan , Neraca (balance Sheet), laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (sumber dan penggunaan dana). 

   2.2.3.1.  Laporan Rugi Laba  
Laporan Perhitungan Rugi Laba adalah suatu laporan atas dasar dimana sukses yang dicapai dan kegagalan yang diderita suatu perusahaan di dalam menjalankan usahanya dalam jangka waktu (periode) tertentu itu dinilai. Laporan perhitungan rugi laba pada hakekatnya menggambarkan dua macam arus yang membentuk laba dan rugi. Laba terjadi apabila pendapatan dalam suatu periode melampaui biaya-biaya yang bersangkutan, sebaliknya rugi  apabila pendapatan dalam suatu periode lebih kecil dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.
Laporan rugi-laba menyajikan informasi keuangan yang berguna untuk menilai keberhasilan perusahaan dan efisiensi manajemen di dalam mengelola kegiatan-kegiatan operasinya; membuat estimasi jumlah laba/rugi dimasa datang sebagai akibat keberhasilan atau kegagalan usaha perusahaan; menilai profitabilitas dari modal yang ditanam tersebut, dikelola dan dilindungi keamanannya dengan baik oleh manajemen. Laporan rugi-laba mencerminkan kondisi pada periode tertentu yang berhubungan dengan pendapatan dan biaya-biaya.

   2.2.3.2. Neraca  
Neraca  (balance sheet) merupakan laporan keuangan perusahaan yang memberikan cukup informasi penting bagi pihak ekstern maupun pihak manajemen. Setidak-tidaknya neraca akan memberikan informasi tentang dua hal yaitu: likuiditas dan fleksibilitas financial perusahaan, yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi terhadap keadaan-keadaan finansial di masa yang akan datang.
Di dalam neraca rekening-rekening diklasifikasikan sedemikian rupa, sehingga bagian yang sejenis dapat dijumlahkan untuk kemudian dalam suatu bentuk dimana satu dengan lainnya dapat terwujud. Rekening-rekening neraca dibagi menjadi tiga klasifikasi dasar yaitu : Assets (aktiva), Liabilities (pasiva) dan Equity (modal). 
   2.2.3.3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Sumber Dan Penggunaan Dana). 
Laporan perubahan posisi keuangan yang digunakan untuk mengetahui informasi tentang ringkasan dari pengaruh transaksi-transaksi / kegiatan penanaman modal dan pembiayaannya; keterangan secara lengkap mengenai berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan di dalam finansial koperasi, adalah periode akuntansi yang bersangkutan. 
2.3. Analisis Rasio Keuangan 
  2.3.1 Pengertian Analisis Keuangan
Analisis Keuangan adalah suatu proses analisis data neraca dan laporan rugi laba menjadi informasi yang  berguna untuk pengambilan keputusan. Salah satu proses analisis ini adalah dengan analisis rasio. Analisis keuangan untuk melaksanakannya dapat dengan cara  membandingkan prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu  sehingga dapat diketahui bagaimana posisi dalam industri (Agus Sartono, 1997:66).
2.3.2 Pengertian Analisis Rasio Keuangan  
Analisis Rasio Keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Disamping itu Analisis Rasio Keuangan juga dapat dipergunakan  sebagai kerja perencanaan dan pengendalian keuangan. 
Menurut Djarwanto (2001:123), Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam Laporan Keuangan. 
Secara individual rasio itu kecil artinya kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding. Bila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding, dari penafsiran rasio-rasio suatu Perusahaan, tidak dapat  disimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan karena hasil rata-rata dari perusahaan sejenis yang mempunyai  kondisi keuangan yang berbeda-beda, ada yang kondisi keuangannya baik dengan operasi yang menguntungkan dan ada yang sebaliknya.

Standar Rasio bukanlah merupakan angka pembanding yang ideal atau bukanlah merupakan ukuran yang pasti, tetapi standar rasio dapat digunakan sebagai pedoman bagi penganalisis. Bila dalam  pembanding ini terdapat penyimpangan yang cukup besar, maka perlu untuk mengadakan penelitian lebih jauh. Sebab penyimpangan tersebut dapat ditimbulkan oleh hal-hal yang luar biasa yang hanya terjadi dalam Perusahaan yang sedang dianalisis. Dengan Analisis Rasio yang diperbandingkan dengan angka pembanding yang tepat penganalisis akan mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan manajemen dapat memperbaikinya sebelum masalahnya menjadi lebih parah lagi. 
  2.3.3 Pengertian Likuiditas 
Menurut Bambang Riyanto (1995:18), Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk dapat mengadakan alat-alat pembayaran sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi kewajiban saat ditagih. Apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban untuk menyelenggarakan proses-proses produksi, maka dinamakan “Likuiditas Perusahaan”. Sedangkan menurut Munawir (2001:31), Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 
Menurut Munawir (1993), suatu Perusahaan atau Badan Usaha mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu : 
a.       Memenuhi Kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, yaitu pada waktu ditagih. 
b.      Memelihara modal kerja cukup untuk operasi yang normal (kewajibankeuangan terhadap pihak intern). 
c.       Membayar bunga dari deviden yang dibutuhkan. 
d.      Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.
  2.3.4 Pengertian Solvabilitas.
Menurut Perusahaan, Solvabilitas adalah keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat menunjukkan tinggi rendahnya tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan Solvabilitas, dimaksudkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya dari aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut (Farid Djahidin, 1993:109). 
  2.3.5 Pengertian Rentabilitas 
Menurut Munawir (2001:33), Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. 

Menurut Riyanto (1991:30), bahwa modal Perusahaan pada dasarnya berasal dari modal sendiri dan dari modal asing. Kedua sumber modal tersebut bertujuan untuk menilai atau mengukur rentabilitas. Sumber modal juga dapat digunakan rasio sebagai berikut : 
a.       Rentabilitas Modal Sendiri 
Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi anggota yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. 
b.      Rentabilitas Ekonomi. 
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam prosentase. 
  2.3.6  Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Variabel Penelitian 
  3.1.1 Macam Variabel 
           Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 
a)       Aktiva, dengan indikator aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. 
b)       Hutang, dengan indikator hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. 
c)      Penjualan, dengan indikator penjualan tunai dan penjualan kredit. 
d)     Modal, dengan indikator modal sendiri dan modal dari luar. 
e)      Laba Usaha.
  3.1.2 Definisi Operasional Variabel 
a)      Aktiva, merupakan uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi hutang kas, dijual atau dikonsumsi selama sirkulasi usaha perusahaan yang normal, yang terdiri dari atas aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain (rupa-rupa aktiva). Aktiva lancar terdiri atas kas, piutang dagang, persediaan, serta uang muka (persekot). Aktiva Tetap terdiri atas tanah dan bangunan, inventaris, sedangkan untuk aktiva lain meliputi peralatan kantor dan perlengkapan kantor lainnya yang merupakan kekayaan perusahaan selama periode tahun 2006-2010. 
b)      Hutang, merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi selama jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan atau perjanjian yang berlaku. 
c)      Penjualan, merupakan hasil penerimaan koperasi baik secara kredit maupun secara tunai atas barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen, selama periode tahun 2006-2010.
d)     Modal, merupakan sejumlah dana yang disetorkan atau dikumpulkan baik dari anggota maupun dari sumber  lainnya yang dipergunakan untuk membiayai seluruh aktivitas kegiatan  operasional koperasi selama periode tahun 2006-2010. 
e)      Laba merupakan pendapatan perusahaan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data 
Penelitian pada PT. Masa Kini Mandiri menggunakan data sekunder. Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya, melainkan data yang sudah tersedia yang diperoleh dari neraca dan laporan perhitungan selama lima tahun yaitu tahun 2005 - 2010. Dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data berikut ini:
a.       Interview yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait dengan PT. Masa Kini Mandiri yang ditunjuk untuk menangani dan memberi data pada saat dilakukan penelitian. 
b.      Dokumen
Dokumen yaitu dengan cara mengumpulkan data dan melalui dokumen-dokumen yang ada di PT. Masa Kini Mandiri. Dokumen tersebut adalah laporan keuangan perusahaan.  
3.3 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
   3.3.1 Teknik Pengelolahan 
a)      Coding
Suatu aktivitas dilakukan dalam mengklasifikasikan atau mengkelompokkan data dari obyek penelitian dengan pemberian kode dari data yang diperoleh. 
b)      Editing
Mengoreksi data yang dikumpulkan bertujuan mengurangi tingkat kesalahan dalam memasukkan data. 
c)      Tabulating
Proses memasukkan data yang telah diklasifikasikan ke dalam tabel yang telah disediakan berupa angka. 
d)     Komputerisasi
Dalam mengolah data keuangan digunakan alat bantu  komputer yaitu program MS. Word dan MS. Excel.  
  3.3.2 Analisis Data 
Metode analisis data adalah untuk membahas dan menjabarkan data yang diperoleh, kemudian masalah yang ada disimpulkan agar didapatkan jawaban yang tepat. Dalam penelitian ini metode analisis data yang  digunakan adalah sebagai berikut ini. 
a)      Analisis Deskriptif 
Analisis metode yang dimaksudkan untuk memperjelas data yang diperoleh. Metode ini akan membahas antara lain mengenai kondisi yang ada di dalam obyek penelitian yaitu  pada PT. Masa Kini Mandiri
Metode Analisis Deskriptif ini diusahakan untuk mengumpulkan dan menyajikan data yang telah didapat, sehingga dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai kinerja keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri yang dikelompokkan sebagai berikut ini. 
Periode I meliputi periode per 1 Januari 2006 - 31 Desember 2006 
Periode II meliputi periode per 1 Januari 2007 - 31 Desember 2007 
Periode III meliputi periode per 1 Januari 2008 - 31 Desember 2008 
Periode IV meliputi periode per 1 Januari 2009 - 31 Desember 2009 
Periode V meliputi periode per 1 Januari 20010 - 31 Desember 2010 

b)      Analisis Keuangan 
Dalam penelitian ini untuk melakukan penilaian kinerja pada dilakukan PT. MASA Kini Mandiri dengan menggunakan Analisis Rasio Keuangan yang meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas. 
a)      Analisis Rasio Likuiditas 
Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.  
b)      Analisis Rasio Solvabilitas 
Rasio Solvabilitas adalah yang digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan baik itu kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 
c)      Analisis Rasio Rentabilitas 
Rasio Rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam  menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara penilaian  rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri.  
Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam prosentase.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Penelitian
  4.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Masa Kini Mandiri
Pada tanggal 29 Agustus 1980 karyawan dan guru-guru di lingkungan Departemen atau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kudus di SD Tanjung Gading III mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut timbul ide untuk mendirikan PT. Masa Kini Mandiri di lingkungan DEPDIKBUD (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Awal berdirinya Koperasi Pegawai Negeri ini adalah koperasi simpan pinjam dan karena adanya kebutuhan sehari-hari dikalangan anggota, maka koperasi ini dilengkapi dengan adanya Toserda (Toko Serba Ada). Pada tanggal 11 Januari 1993 dengan Badan Hukum No. 9679a / BH / VI dengan nama ” PT. Masa Kini Mandiri”. Mula-mula anggota KPRI Bina Karya Kudus didukung oleh 183 anggota yang berasal dari unsur-unsur karyawan Depdikbud, karyawan Dinas P dan K, serta unsur guru-guru Dinas P dan K. PT. Masa Kini Mandiri dikelola oleh 12 orang pengelola, kemudian menyusut menjadi 11 orang dan berdasarkan RAT (Rapat Anggaran Tahunan) yang baru dikelola oleh 7 pengelola ditambah 3 orang Pengawas. Keanggotaan PT. Masa Kini Mandiri berkembang seiring dengan tumbuhnya kepercayaan calon  anggota potensial terhadap PT. Masa Kini Mandiri. Kudus dan juga bertambahnya jumlah  Pegawai Negeri yang bernaung di instansi Depdikbud dan Dinas P dan K Kabupaten Kudus. 
  4.1.2. Tujuan didirikannya PT. Masa Kini Mandiri 
Sebelum didirikannya PT. Masa Kini Mandiri sudah tentu mempunyai tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu, adapun tujuan tersebut,antara lain: 
1.  Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para anggota PT. Masa Kini Mandiri. 
2.  Memberikan pinjaman modal kepada anggota PT. Masa Kini Mandiri. 
3.  Untuk meningkatkan peran Koperasi  sebagai Badan Usaha dikalangan Pegawai Negeri. 
  4.1.3. Struktur Organisasi 
Maksud dan tujuan Penggunaan Organisasi di PT. Masa Kini Mandiri adalah sebagai berikut : 
(a). Dalam Pembagian tugas sesuai keahliannya 
(b). Mempermudah dalam memberi petunjuk dan pembinaan kepada pekerja dalam mempergunakan alat-alat yang diperlukan. 
(c). Mempermudah dalam mengadakan  pengawasan selama pekerjaan berlangsung. 
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 21, alat perlengkapan Koperasi terdiri dari : 
1.  Rapat Anggota 
Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan Koperasi. Rapat anggota diadakan paling sedikit 1 tahun sekali. Rapat  49 anggota berhak meminta keterangan dan tanggung jawab pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi. 
Wewenang dan tugas Rapat Anggota, antara lain menetapkan : 
a.  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. 
b.  Penelitian kebijaksanaan umum dalam memimpin Koperasi. 
c.  Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas. 
d.  Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja dan mengesahkan neraca dan kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi dan usaha Koperasi. 
e.  Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha. 
f.  Penilaian laporan Pengawas. 

2.  Pengurus 
Pengurus (Job Diskription) dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat anggota dan mempunyai masa jabatan 5 (lima) tahun. Wewenang dan Tugas Pengurus antara lain : 
a.  Mengelola Koperasi dan usahanya. 
b.  Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi. 
c.  Menyelenggarakan Rapat Anggota. 
d.  Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. 
e.  Mewakili Koperasi didalam dan diluar pengadilan.
 3.  Pengawas 
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dipilih menjadi pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Wewenang dan Tugas Pengawas, antara lain : 
a). Melakukan Pengawasan terhadap  pelaksanaan tata kehidupan koperasi termasuk bidang organisasi, dan usaha-usaha dalam kebijaksanaan operasional pengurus serta keuangan koperasi. 
b).  Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. 
c).  Memberikan pendapat dan saran perbaikan. 
d).  Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan. 
  4.1.4. Disiplin Kerja 
Kedisiplinan di PT. Masa Kini Mandiri berjalan dengan baik, maka setiap karyawan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 
a.  Setiap Karyawan wajib datang tepat  pada waktunya dan mengisi daftar hadir. 
b.  Meniggalkan tempat pada jam kerja hanya diperbolehkan dengan ijin atasan. 
c.  Apabila tidak hadir / masuk kerja dengan alasan apapun wajib memberi kabar kepada atasan sedapat mungkin sebelum pekerjaan dimulai. 
  4.1.5. Kepegawaian 
Pengertian Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja didalam suatu instansi atau lembaga baik Pemerintah maupun swasta yang memperoleh imbalan atau upah sesuai  dengan perjanjian atau aturan yang berlaku. 
Adapun seluruh karyawan PT. Masa Kini Mandiri berjumlah 10 orang terbagi menjadi : 
a).  Karyawan Tetap      : 5 orang 
b).  Karyawan tidak tetap    : 5 orang 
  4.1.6. Keanggotaan 
Anggota merupakan faktor yang  paling penting dalam kehidupan berkoperasi. Seperti diketahui bahwa  koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal, sehingga koperasi tidak dapat berdiri tanpa adanya anggota. Dalam keanggotaannya PT. Masa Kini Mandiri terdiri dari ± 102 orang. 
  4.1.7. Jenis Kegiatan Usaha  
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Masa Kini Mandiri ini adalah : Simpan Pinjam, Toserda (Toko Serba Ada) dan usaha lain-lain (seperti arisan motor). 
1.  Simpan Pinjam 
Simpan Pinjam dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : 
a.  Kredit Jangka Pendek 
Kredit jangka Pendek di PT. Masa Kini Mandiri ada 3 (tiga) jangka waktu yang sudah ditetapkan, yaitu 10 bulan, 12 bulan dan 15 bulan. 
b.  Kredit Jangka Panjang 
Kredit jangka panjang di PT. Masa Kini Mandiri, jangka waktu yang sudah ditetapkan, yaitu 20 bulan, 24 bulan, 30 bulan dan 36 bulan.
Syarat untuk mengajukan pinjaman  (kredit) dari PT. Masa Kini Mandiri adalah sebagai berikut: 
(1). Anggota yang mempunyai gaji di Dinas Kabupaten Kudus. 
(2). Mengajukan permohonan kredit. 
(3). Rapat pleno (disetujui) setiap rapat pada tanggal 25. 
(4). Resiko kreditnya adalah setiap pengambilan dikenakan biaya koperasi provisi
      kredit dan resiko kredit. 
(5). Minimal angsuran per bulannya disesuaikan sisa gaji. 
(6). Tidak mempunyai pinjaman, atau sisa pinjaman harus dilunasi, atau pinjaman baru diberikan jika sisa pinjaman maksimal tinggal 50 % (tanpa harus melunasi sisa pinjaman). 

2.  Toko Serba Ada (Toserda) 
Toserda di PT. Masa Kini Mandiri, anggota memperbolehkan untuk membayar barang yang dibeli secara  tunai dan kredit. Jika membayar secara kredit, setiap bulan gaji anggota dipotong sesuai dengan perjanjian yang sudah ditetapkan. Toserda di  PT. Masa Kini Mandiri, menjual barang-barang kelontong dan sembako. 
  4.1.8. Kegiatan Sosial 
Selain kegiatan usaha yang telah diuraikan sebelumnya, untuk menambah kesejahteraan anggota, PT. Masa Kini Mandiri juga mengadakan kegiatan dalam program kerjanya. Kegiatan sosial itu berupa: 
1.  Khitanan Masal yang diadakan yayasan dan PT. Masa Kini Mandiri ikut berperan dalam memberikan sumbangan kepada yayasan tersebut. Sumbangan tersebut diambil dari uang khusus untuk kegiatan sosial.  
2.  Hari ulang Tahun Koperasi setiap bulan Juli, iurannya diserahkan kepada Dinas Perindustrian, perdagangan  dan koperasi. Hari Koperasi ini dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi. 
3.  Memberikan santunan Duka bagi anggota yang meninggal. Untuk santunan duka ini, setiap anggota wajib iuran uang sebesar Rp. 2.000,00 dikali jumlah anggota koperasi.  Sedangkan untuk koperasi sendiri memberikan iuran uang sebesar Rp. 100.000,00. 
  4.1.9. Alat Penunjang Usaha  
Keberhasilan suatu koperasi  tidak lepas dari alat penunjang perkembangan usaha koperasi itu sendiri. Alat penunjang usaha PT. Masa Kini Mandiri, yaitu: 
a.  Modal 
Sumber permodalan koperasi berasal dari simpanan-simpanan anggota melalui simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Simpanan anggota tersebut dijelaskan.
1)  Simpanan Pokok, yaitu simpanan yang dibayarkan pada waktu  menjadi anggota koperasi sebesar Rp. 1.000,00. 
2)  Simpanan wajib, yaitu simpanan  yang dibayarkan anggota koperasi tiap bulan. Setiap anggota wajib memberikan uang sebesar Rp. 5.000,00, sedangkan untuk bantuan  sebesar Rp. 20.000,00. jadi jumlahnya sebesar Rp. 25.000,00. 
3)  Simpanan Sukarela, adalah simpanan yang dibayar tergantung pada kemampuan masing-masing anggota. Minimal uang yang dibayar sebesar Rp. 5.000,00 per bulan. 
b.  Pelayanan 
Pelayanan dalam koperasi merupakan  faktor tidak langsung dari alat penunjang usaha koperasi yang berbeda dengan modal dan administrasi usaha yaitu berupa penyediaan barang. Pelayanan di PT. Masa Kini Mandiri ini dilakukan setiap hari oleh pengurus koperasi, meliputi : 
1)  barang-barang konsumsi 
2)  barang elektronik 
3)  alat-alat tulis 
4)  macam-macam bahan makanan 
5)  macam-macam bahan pakaian jadi 
6)  obat-obatan 
7)  dan lain-lain 
4.2.  Penyajian Data  
Pengelolaan keuangan dan modal pada Koperasi merupakan masalah yang penting untuk menjaga kelangsungan  hidup koperasi. Pertambahan aktiva menunjukkan adanya perkembangan positif bagi koperasi, jika diimbangi dengan kenaikan SHU dan pendapatan koperasi agar tujuan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dapat tercapai. Meninjau lebih jauh kondisi keuangan PT. Masa Kini Mandiri sehingga dapat diketahui kinerja keuangannya, akan tampak pada Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas yang  dihasilkan melalui laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba PT. Masa Kini Mandiri. Adapun komponen-komponen dari laporan keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri yang digunakan untuk menentukan kinerja keuangan yang diukur dengan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas, meliputi berikut ini. 
  4.2.1.  Neraca 
Neraca merupakan laporan keuangan yang berupa aktiva dan pasiva, dimana menunjukkan harta atau kekayaan badan usaha atau perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan neraca PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004 dapat disusun neraca secara komparatif seperti yang terlampir pada lampiran 1 – 5. Untuk keperluan analisis kinerja keuangan secara umum, komponen neraca dapat disajikan pada tabel berikut ini. 
Tabel 1
Komponen Neraca
PT. Masa Kini Mandiri
Tahun 2000 – 2004 (dalam Rupiah)
No Komponen 2000 2001 2002 2003 2004
komponen
2006
2007
2008
2009
2010
Aktiva tetap
702.385.864.89
938.618.288.32
1.058.984.321.45
1.255.129.902.15
1.513.776.747.02
Aktiva lancar
52.212.670.00
52.951.830.00
50.490.990.00
48.030,150.00
48.006.360.00
Aktiva
781.616.984.89
1.022.785.761.45
1.144.312.502.15
134331250215
1,606.345.657.02
Hutang lancar
118.100.275.00
175.590.225.00
21857748500
26594027022
346.018.969.51
Modal lancar
586.838.471.34
711.790.671.34
83625753134
96495093134
1.101.662.431.34

Sumber: Data Laporan Neraca PT. Masa Kini Mandiri, tahun 2006. 
Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa aktiva lancar PT. Masa Kini Mandiri setiap tahun mengalami kenaikan karena setiap tahun ada penerimaan kas dan pemberian piutang dari utang pihak ketiga yaitu dari BRI (Bank Rakyat Indonesia), PKPRI, PT Taspen dan Rumah Sakit Khotijah. Aktiva Tetap PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir  mengalami kenaikan, akan tetapi  pada tahun 2001 mengalami penurunan, karena adanya penghapusan barang yang rusak. Total Aktiva PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir mangalami peningkatan, karena pada aktiva lancar dan aktiva tetap selama lima tahun terakhir juga mengalami kenaikan. Hutang Lancar PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan, karena setiap tahun adanya penambahan simpanan, penambahan dana, penambahan penyisihan, penambahan utang, dan penambahan SKK (Simpanan Khusus kredit).  Begitu juga dengan modal Sendiri PT. Masa Kini Mandiri.
  4.2.2. Laporan Rugi laba 
Berdasarkan Laporan Rugi Laba pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir yaitu  tahun 2006 – 2010 dapat disusun Laporan Rugi Laba secara komparatif seperti yang terlampir pada lampiran 6 – 10. Bertujuan untuk keperluan Analisis Kinerja Keuangan secara umum, komponen Laporan Rugi Laba dapat disajikan pada tabel berikut ini.  
Tabel 2
Komponen Rugi Laba
PT. Masa Kini Mandiri
Tahun 2006 – 2010 (dalam Rupiah)
Komponen
2006
2007
2008
2009
2010
Laba kotor
9.179.831.55
18.881.193.00
22,149.277.11
20.265.169.59
20.457.347.17
Biaya operasional
5.510.175.00
11.336.175.00
13.297.575.00
12.008.175.00
12.008.175.00
SHU
3.669.656.55
7.545.018.98
8.859.877.11
8.256.994.59
8.449.172.17

Sumber: Data Laporan Neraca KPRI Bina Karya Kudus, tahun 2006 
Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Laba kotor PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan, karena pada pendapatan penjualan, pendapatan   jasa piutang toko, dan pendapatan komisi selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan. 
Biaya Operasional pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun berfluktuasi. Biaya Operasional tahun 2009 mengalami penurunan, karena pada biaya promosi 60 % mengalami penurunan. 
SHU (Sisa Hasil Usaha) pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir berfluktuasi. Pada   tahun 2009 SHU mengalami penurunan, karena jumlah laba penjualan, jumlahpendapatan, dan jumlah biaya mengalami penurunan. 
4.3.  Analisis Data 
Untuk mengetahui perkembangan Kinerja Keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri selama periode tahun 2006 – 2010, akan dipergunakan analisis keuangan ditinjau dari Aspek Likuiditas, Aspek Solvabilitas dan Aspek Rentabilitas dari laporan keuangan PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir. 
4.3.1.  Likuiditas  
Berdasarkan laporan keuangan PT. Masa Kini Mandiri sebagaimana telah disajikan dalam komponen neraca dan komponen Rugi Laba selama lima tahun terakhir yaitu periode tahun 2006 – 2010 setelah melalui pengolahan, maka perhitungan analisis  kinerja keuangan ditinjau dari Aspek Likuiditas pada PT. Masa Kini Mandiri akan tampak pada tabel dibawah ini. 
Tabel 3
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Likuiditas
PT. Masa Kini Mandiri
Tahun 2006 – 2010




 Sumber : Data Sekunder yang diolah.

Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi Likuiditas pada PT. Masa Kini Mandiri menunjukkan bahwa pada tahun 2000 tingkat likuiditasnya adalah sebesar 595,58 %, tahun 2007 sebesar 534,55 % dengan tingkat penurunan 61,03 % dibandingkan tahun 2006. Tingkat likuiditas tahun 2008 sebesar 484,49 % dengan penurunan sebesar 50,06 % dibandingkan tahun 2007, sedangkan untuk likuiditas PT. Masa Kini Mandiri tahun 2009 sebesar 471,96 % sehingga penurunan sebesar 12,53 % dibandingkan tahun 2008 serta terjadi penurunan yang besar sekali persentasenya pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2003, yaitu sebesar 437,48 % rasio likuiditas yang dihasilkan dengan penurunan 34,48 %. 
Standar Likuiditas menurut  Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus 2011 adalah  < 100 % berarti tidak likuid, 100 % - 150 % berarti cukup likuid, 150 % - ≤ 300 % berarti likuid dan  > 300 % berarti sangat likuid. Apabila kurang dari standar yang telah ditentukan berarti likuiditas buruk dan apabila lebih besar dari standar berarti tidak semua modal digunakan dalam operasional usaha koperasi. Dibandingkan dengan standar kinerja keuangan ditinjau dari aspek likuiditas yang ditetapkan Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus Tahun 2011 dapat dijelaskan bahwa tingkat likuiditas PT. Masa Kini Mandiri secara umum adalah sangat likuid, berarti tidak  semua modal digunakan dalam operasional usaha PT. Masa Kini Mandiri. Jika dicermati secara lebih rinci tingkat likuiditas pada PT. Masa Kini Mandiri pada tahun 2006– 2010 mengalami penurunan. 

 4.3.2.  Solvabilitas 
Berdasarkan Laporan keuangan PT. Masa Kini Mandiri sebagaimana telah disajikan dalam komponen neraca dan komponen rugi laba selama lima tahun terakhir yaitu  tahun 2006 – 2010, setelah melalui pengolahan, maka perhitungan analisis kinerja keuangan ditinjau dari aspek solvabilitas pada PT. Masa Kini Mandiri dapat dilihat pada tabel berikut ini. 
Tabel 4
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Solvabilitas
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2006 – 2010















  
Sumber : Data Sekunder yang diolah. 
Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi Solvabilitas pada PT. Masa Kini Mandiri menunjukkan bahwa pada tahun 2000 tingkat Solvabilitasnya adalah sebesar 525,07 %, tahun 2007 sebesar 380,38 % dengan tingkat penurunan 144,69 % dibandingkan tahun 2006. Tingkat Solvabilitas tahun 2008 sebesar 450,99 % dengan peningkatan sebesar 70,61 % dibandingkan tahun 2007, sedangkan untuk Solvabilitas PT. Masa Kini Mandiri tahun 2009 sebesar 440,33 % sehingga penurunan sebesar 10,66 % dibandingkan tahun 2002 serta terjadi penurunan pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009, yaitu sebesar 372,77 % Rasio Solvabilitas yang dihasilkan dengan penurunan 67,56 %. 
Standar Solvabilitas menurut Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus 2011 adalah > 201 % berarti Sangat Solvabel, 100 %  – 200 % berarti Solvabel, < 100 % berarti Tidak Solvabel. Apabila kurang dari standar yang telah ditentukan berarti Solvabilitas buruk dan apabila lebih besar dari standar berarti dana koperasi lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya atau hutang-hutang lain yang seharusnya dibayar. Dibandingkan dengan standar Rasio Solvabilitas yang ditetapkan oleh Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus Tahun 2011 dapat dijelaskan bahwa tingkat Solvabilitas PT. Masa Kini Mandiri secara umum adalah baik atau dalam keadaan yang sangat solvabel. Hal ini dikarenakan tingkat solvabilitas selama periode tahun 2006 – 2011 berada diantara standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten kudus. Jika dicermati secara lebih rinci tingkat solvabilitas pada KPRI Bina Karya Kudus sejak tahun 2006 – 2011 cenderung berfluktuasi tetapi masih dalam keadaan sangat solvabel. 

4.3.3.  Rentabilitas 
Berdasarkan laporan keuangan PT. Masa Kini Mandiri sebagaimana telah disajikan dalam komponen neraca dan komponen Rugi Laba selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2006 –  2010, setelah melalui pengolahan, maka perhitungan kinerja keuangan ditinjau dari aspek rentabilitas modal sendiri pada PT. Masa Kini Mandiri dapat dilihat dalam tabel berikut ini. 
Tabel 5
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Rentabilitas Modal Sendiri
PT. Masa Kini Mandiri
Tahun 2006 – 2010


Sumber : Data Sekunder yang diolah.  
Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi Rentabilitas Modal Sendiri pada PT. Masa Kini Mandiri menunjukkan bahwa pada tahun 2006 tingkat Rentabilitas Modal Sendiri adalah sebesar 7,82 %, tahun 2007 sebesar  5,91 % dengan tingkat penurunan 1,90 % dibandingkan tahun 2006. Tingkat  Rentabilitas Modal Sendiri tahun 2008 sebesar 6,52 % dengan peningkatan sebesar 0,60 % dibandingkan tahun 2007. Sedangkan untuk Rentabilitas modal Sendiri PT. Masa Kini Mandiri tahun 2009 sebesar 7,58 % sehingga peningkatan sebesar 1,07 % dibandingkan tahun 2008. Terjadi penurunan persentasenya pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009, yaitu sebesar  6,95 % Rasio Rentabilitas Modal Sendiri yang dihasilkan dengan penurunan 0,89%.
Untuk mengukur Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri pada PT. Masa Kini Mandiri dapat diukur dengan  menggunakan kriteria atau standar rentabilitas menurut Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus Tahun  2011 adalah < 9 % berarti tidak efisien, 9 % - 12 % berarti efisien  dan > 12 % berarti sangat efisien. Dibandingkan dengan standar tersebut dapat diketahui bahwa tingkat rentabilitas PT. Masa Kini Mandiri secara umum dilihat dari rata – rata dengan rasio sebesar 29,22 % adalah  sangat efisien, demikian juga jika dicermati untuk tiap tahunnya PT. Masa Kini Mandiri udus juga mengalami kondisi yang sangat efisien karena terletak pada interval >12 % bahkan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2004 rasio rentabilitas modal sendiri < 9 %. Tingkat sangat efisien yang dicapai dengan ditunjukkan oleh aspek rentabilitas modal sendiri yang dihasilkan selama periode lima tahun terakhir tersebut, disebabkan karena masih berada pada interval yang ditetapkan Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus tahun 2011. Dengan demikian menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri dilihat dari aspek rentabilitasnya sudah baik/efisien. 

Tabel 6
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Rentabilitas Ekonomi
PT. Masa Kini Mandiri
Tahun 2006 – 2010


Sumber : Data Sekunder yang diolah.  

Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi Rentabilitas Ekonomi pada  PT. Masa Kini Mandiri menunjukkan bahwa pada tahun 2000 tingkat Rentabilitas Ekonomi adalah sebesar 5,87 %, tahun 2007 sebesar 4,12 % dengan tingkat penurunan  1,75 % dibandingkan tahun 2000. Tingkat Rentabilitas Ekonomi tahun 2008 sebesar 4,76 % dengan peningkatan sebesar 0,64 % dibandingkan tahun 2007. Sedangkan untuk Rentabilitas Ekonomi KPRI Bina Karya Kudus tahun 2009 sebesar 5,45 % sehingga peningkatan sebesar 0,69  % dibandingkan tahun 2008. Terjadi penurunan persentasenya pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009, yaitu sebesar 4,59 % rasio Rentabilitas Ekonomi yang dihasilkan dengan penurunan 0,86 %. Mengukur Tingkat Rentabilitas Ekonomi pada PT. Masa Kini Mandiri dapat diukur dengan menggunakan kriteria atau standar rentabilitas ekonomi menurut Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus Tahun  2011 adalah < 8  % berarti tidak efisien, 8 % - 11 % berarti efisien  dan > 11 % berarti sangat efisien. Dibandingkan dengan standar tersebut dapat diketahui bahwa tingkat rentabilitas ekonomi PT. Masa Kini Mandiri secara umum dilihat dari rata-rata dengan rasio sebesar 21,12% adalah sangat efisien, demikian juga jika dicermati untuk tiap tahunnya PT. Masa Kini Mandiri juga mengalami kondisi yang sangat efisien karena terletak pada interval > 11 %. 
Tingkat sangat efisien yang dicapai dengan ditunjukkan oleh aspek rentabilitas ekonomi yang dihasilkan  selama periode lima tahun terakhir tersebut, disebabkan karena masih berada pada interval yang ditetapkan Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus tahun 2011. Dengan demikian menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri dilihat dari aspek rentabilitasnya sudah sangat baik/sangat efisien. 

4.4.  Pembahasan 
Dengan berdasarkan analisis kinerja keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri dengan menggunakan analisis likuiditas,  solvabilitas dan rentabilitas akan memberikan gambaran kondisi keuangan koperasi yang bersangkutan. Ditinjau dari aspek likuiditas dan  solvabilitas pengelolaan keuangan PT. Masa Kini Mandiri sangat likuid dan dalam kondisi yang sangat solvabel, walaupun persentase rasio yang dihasilkan mengalami penurunan dan berfluktuasi dari tahun ke tahun selama lima tahun terakhir  tersebut. Untuk aspek rentabilitas, pengelolaan keuangan pada PT. Masa Kini Mandiri dapat dikatakan sudah sangat efisien.   
 4.4.1.  Perkembangan Likuiditas 
Analisis Likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan Koperasi dalam hal ini koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kemampuan membayar tersebut baru akan diketahui setelah membandingkan keseluruhan harta  atau aktiva lancarnya dengan kewajiban-kewajiban keuangan yang menjadi tanggung jawab koperasi dan harus segeradipenuhi. 
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat likuiditas selama lima tahun terakhir oleh PT. Masa Kini Mandiri secara berturut-turut dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar 595,58 %, 534,55 %, 484,49 %, 471,96 % dan 437,48 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat likuiditas pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir tersebut mengalami penurunan, karena adanya SKK (Simpanan Khusus Kredit) pada tahun 2001-2004 akan tetapi pada tahun 2000 tidak ada SKK sehingga tahun 2001-2004 mengalami penurunan. SKK adalah simpanan yang terhimpun dari 40 % jumlah pendapatan bunga kredit jangka panjang, yang perlakuannya sama dengan SHU dan sesuai dengan Keputusan RAT tutup buku tahun 2000. 
Pada tahun 2006 jumlah aktiva  lancar PT. Masa Kini Mandiri sebesar  Rp.  702.385.864,89  dan  jumlah  hutang  lancarnya  sebesar Rp. 118.100.275,00 sehingga memperoleh tingkat likuiditas sebesar 595,58 %. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 5.947. 
Pada tahun 2007 jumlah aktiva  lancar PT. Masa Kini Mandiri sebesar  Rp.938.618.288,32  dan  jumlah  hutang  lancarnya  sebesar Rp. 175.590.225,00 sehingga memperoleh tingkat likuiditas sebesar  534,55 %. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 5.345,50.  
Pada tahun 2008 jumlah aktiva  lancar PT. Masa Kini Mandiri sebesar  Rp.1.058.984.321,45  dan  jumlah  hutang  lancarnya  sebesar Rp.218.577.485,00 sehingga memperoleh tingkat likuiditas sebesar   484,49 %. Hal ini berarti  bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 4.844,90.  
Pada tahun 2009 jumlah aktiva  lancar PT. Masa Kini Mandiri sebesar  Rp.1.255.129.902,15  dan  jumlah  hutang  lancarnya  sebesar Rp. 265.940.270,22  sehingga memperoleh tingkat likuiditas sebesar   471,96 %. Hal ini berarti  bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 4.719,60.  
Pada tahun 2010 jumlah aktiva  lancar PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.1.513.776.747,02  dan  jumlah  hutang  lancarnya  sebesar Rp. 346.018.969,51 sehingga memperoleh tingkat likuiditas sebesar   437,48 %. Hal ini berarti  bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.4.374,80.  
Dengan demikian tampak bahwa tingkat likuiditas PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2006 – 2010 dalam kondisi sangat Likuid berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan rasio yang  dihasilkan karena adanya SKK (Simpanan Khusus Kredit) pada tahun 2001-2004 akan tetapi pada tahun 2000 tidak ada SKK sehingga tahun 2001-2004 mengalami penurunan. Hal ini berarti PT. Masa Kini Mandiri mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutangnya yang lain yang harus segera dilunasi, karena kebijakan dari manajemen koperasi lebih mengutamakan penggalian / pemupukan modal dari dalam koperasi itu sendiri / anggota.  

  4.4.2.  Perkembangan Solvabilitas 
Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal ini koperasi guna memenuhi seluruh kewajiban keuangannya baik jangka pendek  maupun jangka panjang. Tingkat solvabilitas koperasi dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva dengan jumlah hutang, jadi setiap penambahan nilai hutang akan menurunkan tingkat solvabilitas koperasi. Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat solvabilitas selama lima tahun terakhir oleh PT. Masa Kini Mandiri secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 525,07 %, 380,38 %, 450,99 %, 440,33 % dan 372,77 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat solvabilitas pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir tersebut berfluktuasi. Tingkat solvabilitas berfluktuasi, karena adanya utang pihak ketiga yaitu PT Taspen dan PKPRI. Pada tahun 2001 ada penambahan utang pihak  ketiga yaitu BRI (Bank Rakyat Indonesia) dan pada tahun 2004 Rumah Sakit Khotijah. 
Pada tahun 2006 jumlah aktiva PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp. 781.616.984,89 dan jumlah hutang sebesar Rp. 148.859.350,00 sehingga memperoleh tingkat solvabilitas sebesar 525,07 %. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 5.250. 
Pada tahun 2007 jumlah aktiva PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp. 1.022.785.568,32 dan jumlah hutang sebesar Rp. 268.885.345,00 sehingga memperoleh tingkat solvabilitas sebesar  380,38 %. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban sebesar Rp.  100,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 3.804.  
Pada tahun 2008 jumlah aktiva PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp. 1.144.587.761,45 dan jumlah hutang sebesar Rp. 253.791.610,00 sehingga memperoleh tingkat solvabilitas sebesar 450,99 %. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 4.493. 
Pada tahun 2009 jumlah aktiva PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp. 1.343.312.502,15 dan jumlah hutang sebesar Rp. 305.066.895,22 sehingga memperoleh tingkat solvabilitas sebesar 440,33 %. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 4.403. 
Pada tahun 2010 jumlah aktiva PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp. 1.606.345.657,02 dan jumlah hutang sebesar Rp. 430.924.276,51 sehingga memperoleh tingkat solvabilitas sebesar 372,77 %. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 3.728. 
Dengan demikian tampak bahwa  tingkat solvabilitas PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2006 – 2010 dalam kondisi sangat solvabel berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari tahun ke tahun berfluktuasi rasio yang  dihasilkan karena adanya utang pihak ketiga yaitu PT Taspen dan PKPRI. Pada tahun 2007 ada penambahan utang pihak ketiga yaitu BRI (Bank Rakyat Indonesia) dan pada tahun 2010 Rumah Sakit Khotijah. Hal ini berarti PT. Masa Kini Mandiri mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutangnya yang lain yang harus segera dilunasi, karena kebijakan dari manajemen koperasi lebih mengutamakan penggalian/pemupukan modal dari dalam koperasi itu sendiri / anggota.  
  4.4.3.  Perkembangan Rentabilitas  
Analisis rentabilitas mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam hal ini adalah koperasi untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Metode yang dilakukan untuk  menilai rentabilitas modal sendiri pada PT. Masa Kini Mandiri adalah dengan membandingkan laba / SHU dengan modal sendiri, sedangkan untuk  menilai rentabilitas ekonomi pada PT. Masa Kini Mandiri adalah  dengan membandingkan laba / SHU dengan total aktiva yang digunakan sebagai modal dalam koperasi.  Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat rentabilitas modal sendiri selama lima tahun terakhir oleh PT. Masa Kini Mandiri secara berturut-turut dari tahun  2006 sampai dengan tahun 20010 adalah sebesar 7,82 %, 5,91 %, 6,52 %, 7,58 % dan 6,95%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat rentabilitas modal kerja pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir tersebut berfluktuasi, karena kenaikan modal sendiri PT. Masa Kini Mandiri tidak diimbangi dengan kenaikan laba usaha yang signifikan. 
Pada tahun 2006 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.45.919.163,55 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 586.838.471,34 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 7,82%. Hal ini berarti bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,078. 
Pada tahun 2007 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.42.109.551,98 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 711.790.671,32 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 5,91 %. Hal ini berarti bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,059.  
Pada tahun 2008 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.54.538.620,11 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 836.257.531,34 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas modal sendiri sebesar 6,52 %. Hal ini berarti bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp.0,065.  
Pada tahun 2009 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.73.234.675,59 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 964.950.931,34 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 7,58%. Hal ini berarti bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,076. 
Pada tahun 2010 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.73.758.949,17 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 1.101.662.431,34 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 6,95 %. Hal ini berarti bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,067. 
Dengan demikian tampak bahwa tingkat rentabilitas modal sendiri PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2006 – 2010 dalam kondisi sangat efisien berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari tahun ke tahun berfluktuasi rasio yang dihasilkan karena kenaikan modal sendiri PT. Masa Kini Mandiri tidak diimbangi dengan kenaikan laba usaha yang signifikan. Hal ini berarti PT. Masa Kini Mandiri mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin seluruh hutang yang harus segera dilunasi selama jangka waktu yang telah ditetapkan. 
Dari hasil data diperoleh hasil  bahwa tingkat rentabilitas ekonomi selama lima tahun terakhir oleh PT. Masa Kini Mandiri secara berturut-turut dari tahun 2000 sampai dengan  tahun 2004 adalah sebesar 5,87 %, 4,12 %, 4,76 %, 5,45 %, 4,59 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat rentabilitas ekonomi pada PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir tersebut mengalami fluktuasi naik turun, karena kenaikan total aktiva PT. Masa Kini Mandiri tidak diimbangi dengan kenaikan laba usaha yang signifikan. 
Pada tahun 2006 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.45.919.163,55 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 781.616.984,89 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 5,87 %. Hal  ini berarti bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,059. 
Pada tahun 2007 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.42.109.551,98 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 1.022.785.568,00 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 4,12 %. Hal ini berarti bahwa  setiap  aktiva  sebesar  Rp.  1.00,00  menghasilkan  laba  sebesar Rp. 0,041.
Pada tahun 2008 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.54.538.620,11 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 1.144.587.761,00 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 4,76 %. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,048
Pada tahun 2009 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar  Rp.73.234.675,59 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 1.343.312.502,00 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 5,45 %. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,055.  
Pada tahun 2010 jumlah Laba PT. Masa Kini Mandiri sebesar Rp.73.758.949,17 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 1.606.345.657,00 sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 4,59 %. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,046. 
 Dengan demikian tampak bahwa tingkat rentabilitas PT. Masa Kini Mandiri selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2006 – 2010 dalam kondisi sangat efisien berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari tahun ke tahun berfluktuasi naik turun rasio yang dihasilkan karena kenaikan total aktiva PT. Masa Kini Mandiri tidak diimbangi dengan kenaikan laba usaha yang signifikan. Hal ini berarti PT. Masa Kini Mandiri mempunyai dana yang  lebih dari cukup untuk menjamin seluruh hutang baik hutang dari anggota maupunn non anggota sejumlah total aktivanya yang harus dilunasi selama jangk awaktu yang telah ditetapkan. Namun pada kenyataannya PT. Masa Kini Mandiri hanya menggunakan hutang anggota saja, sehingga rentabilitas  ekonomi yang tidak efisien tidak berpengaruh besar terhadap efisiensi operasional koperasi. 

sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN EKONOMI KOPERASI DI INDONESIA

tugas etika bisnis "analisis sektor perdagangan,perhotelan,dan restoran dengan pelanggaran etika bisnis

Penilaian Tentang Mata Kuliah Etika Bisnis